PASCASARJANA-UMSU | Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) terus menggeliat untuk merealisasikan Program Internasionalisasi PTMA (Perguruan Tinggi Muhammadiyah/’Aisyiyah) yang dicanangkan oleh Majlis Diktilitbang PP Muhammadiyah.
Kali ini, rombongan pimpinan UMSU yang dikomandoi Wakil Rektor I UMSU Dr Muhammad Arifin Gultom S.H, M.Hum mengunjungi negeri jiran Malaysia untuk menjajaki kerjasama dengan University Putra Malaysia (UPM). Turut serta juga dalam rombongan Direktur Pascasarjana UMSU Dr. Syaiful Bahri dan Ketua Kantor Urusan Internasional (KUI) UMSU dr. Eka Airlangga M.Ked(Ped) S.pA.
Lawatan pimpinan UMSU ini disambut langsung dengan hangat dan penuh kekeluargaan oleh Timbalan Naib Conselor UPM Prof. Dr. M. Iqbal Saripan Ceng, Dean Faculty of the Educational Studies UPM Prof. Dr. Aida Suraya MD Yunus dan staff pengajar lainnya.
“Pada intinya kedatangan kita ke sana (UPM-red) adalah untuk membangun kerjasama yang mudah-mudahan nanti bisa diwujudkan dalam bentuk MoU,” jelas Arifin.
Arifin juga menuturkan, bahwa bada saat kunjungan itu Malaysia sedang berlangsung proses Pemilu Raya. Lazimnya, selama proses Pemilu Raya berlangsung sampai pada hari H pelaksanaannya itu semua pejabat negara, termasuk para petinggi universitas yang dikelola oleh kerajaan itu tidak diperkenankan keluar dari Malaysia. “Tentunya kondisi ini kita hormati dan bisa maklumi. Jadi karena pertimbangan itu pula, maka tindaklanjut penandatangan MoU itu Insya Allah baru bisa kita laksanakan sesudah Hari Raya Idhul Fitri,” ujarnya.
Meskipun demikian, lanjut Arifin, pihaknya sudah berhasil membangun komitmen kerjasama awal dengan UPM mencakup beberapa bidang, seperti penerbitan (publikasi), riset, pertukar dosen dan mahasiswa, magang mahasiswa. “Dan tidak tertutup kemungkinan juga sebangsa stadium general untuk saling transformasi pengetahuan antara Indonesia dan Malaysia,” kata Arifin.
Dalam pertemuan itu, kata Arifin, sempat juga berkembang pembahasan, dimana UPM mengajak UMSU untuk berkenan berpartisipasi mengikuti Seminar Internasional di Goethe University Frankfurt Jerman yang jadwal pelaksanaannya Seminar internasional itu khusus membicarakan masalah bahasa, budaya dan sastra Melayu. “Dan yang lebih menariknya lagi, pada seminar itu makalah yang akan disajikan boleh dalam bahasa Indonesia atau Melayu. Ini dikarenakan di Jerman sendiri sedang digandrungi bahasa Melayu,” jelas Arifin.
Dalam Seminar Internasional yang rencananya akan digelar pada bulan April 2019 nanti diproyeksikan akan mempresentasikan 50 makalah terkait bahasa, budaya dan sastra Melayu. Dan sudah disepakati UPM akan menyajikan 20 makalah, IPG Malaysia 20 makala dan UMSU 10 makalah. “Dan yang menariknya dalam seminar internasional ini, meskipun tajuknya tentang bahasa, budaya dan sastra, namun yang berhak ikut berpartisipasi bukan Cuma dosen-dosen yang berlatar belakan ilmu bahasa, budaya dan sastra saja. Disiplin ilmu lain, seperti hukum, teknik, politik dan sebagainya, juga diberi peluang untuk bisa berpartisipasi, tapi tentunya makalahnya harus tetap terkait dengan topik utama bahasan, yakni bahasa, budaya dan sastra Melayu,” pungkasnya. (*)